GALERI PUROBOYO

Jumat, 06 Mei 2016



BUPATI MADIUN MENCANANGKAN KAMPUNG KB


 Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos berkenan mencanangkan Kampung KB  di Dusun Gligi, Desa Kepel, Kec. Kare ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan komitmen bersama dalam rangka mendukung program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kab. Madiun Tahun 2016.


Kepala Desa Kepel Sungkono melaporkan, bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan Pencanangan Kampung KB adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung melalui program Kependudukan, KB dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas.
Selain itu juga untuk meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, KB, pembangunan keluarga  meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan, meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern, meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja , Bina Keluarga Lansia, dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja, meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui program UPPKS, menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah, meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung, meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih, meningkatkan kualitas keimanan para remaja/mahasiswa dalam kegiatan keagamaan (pesantren, kelompok obadah/kelompok doa/ceramah keagamaan) di kelompok PIK KRR/Remaja, meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya (festival seni dan budaya dan lain-lain) di kelompok PIK KRR/Mahasiswa dan seterusnya. 


Dilaporkan pula bahwa, Dsn. Ngligi Ds. Kepel Kec.Kare merupakan daerah terpencil/tepian hutan, rendahnya tingkat Pendidikan, tingginya jumlah kelurga Pra Sejahtera dan KS I, rendahnya Kesertaan Ber KB, rendahnya Peserta KB Aktif MKJP, tingginya Unmet Need, tingginya perkawinan dengan usia istri < 20 tahun, dan aspek pembangunan yang lainya yang relatif masih tertinggal. Dengan di tunjuknya Dsn. Gligi Ds. Kepel Kec. Kare sebagai Kampung KB Kades Sungkono berharap nantinya dapat menambah semangat untuk berupaya mengejar ketertinggalan dalam berbagai sektor pembangunan. Dan nantinya akan lebih maju di masa yang akan datang, terutama dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Ekonomi. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dwi Lestyawardani dalam sambutannya antara lain mengatakan, bahwa Pencanangan Kampung KB di desa-desa terpencil adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Melalui Kampung KB ini pula diharapkan kesenjangan kesejahteraan dapat dikurangi. Selama 5 tahun kedepan diharapkan setiap kecamatan aka nada kampung KB utamanya di desa yang terpencil. Sedangkan untuk pendanaannya masing-masing desa bisa menganggarkan dalam APBDes yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini penting mengingat tujuan program KB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perencanaan yang matang. Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos dalam sambutannya mengatakan, bahwa mustahil keberhasilan pembangunan dapat tercapai tanpa di dukung dengan keberhasilan pengendalian penduduk. Sesukses apapun pembangunan yang kita capai apabila kita gagal mengendalikan jumlah penduduk, maka akan berakhir dengan kesia-siaan. Oleh karena itu, dapatlah dipahami bahwa kita harus benar-benar mendukung program Kependudukan dan KB. Dalam rangka mensukseskan agenda prioritas pembangunan (nawacita), terutama pada agenda prioritas nomor 5 yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana terdapat 6 ( enam ) sasaran strategis BKKBN yang harus diwujudkan, yaitu : Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional dari 1,38% tahun 2015 menjadi 1,21 % tahun 2019; Menurunnya total fertility rate ( tfr ) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 menjadi 2,28; Meningkatnya contraceptive prevalence rate ( cpr ) semua metode dari 65,2% menjadi 66 %; Menurunnya kebutuhan ber-kb tidak terlayani / unmet need dari jumlah pasangan usia subur 10,6% menjadi 9,91%; Menurunnya age specific fertility rate ( asfr ) dari 46 menjadi 38 per 1.000 perempuan kelompok umur 15-19 tahun; dan Menurunnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari wanita usia subur dari 7,1% tahun 2015 menjadi 6,6 % tahun 2019. Pemkab. Madiun melalui Badan KB dan PP harus dapat melakukan berbagai langkah penguatan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) .